Teknik Budidaya Tanaman Cabai Rawit Yang Benar

Teknik Budidaya Tanaman Cabai Rawit Yang Benar

 

 

 

 

 

 

 

Cabai rawit adalah salah satu jenis cabai yang di kenal dengan rasa pedasnya. Cabai ini mempunyai ukuran yang kecil, sehingga dikenal juga dengan sebutan cabai kecil.

Pembudidayaan cabe rawit pada umumnya sama dengan cabai merah. Namun, jarak tanam dan pemupukan dari cabe rawit harus diperhatikan dengan sangat baik agar pertumbuhan dan panennya maksimal.

Berikut ini teknik dan trik budidaya cabe rawit yang benar agar panennya maksimal.

Syarat Tumbuh Cabe Rawit 

Tanaman cabai rawit pada dasarnya ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi. Namun, tanaman ini lebih cocok jika ditanam di ketinggian 0-500 meter di atas permukaan laut.

Selain dari tingginya tempat, kondirsi pada media tanam juga akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Cabai rawit membutuhkan tanah yang pinggiran dan gembur serta kaya akan bahan organik dengan pH antara 6-7.

Baca Juga : 2 Jenis Pupuk Yang Bisa Membuat Tanaman Cabai Berbuah Lebat

Menyemai Benih

Langkah pembudidayaan cabe rawit dapat dilakukan dengan menyemai benih di bedengan semai yang di buat dengan arah utara ke selatan. Media semai ini dibuat dengan campuran tanah dan kompos steril dengan 1:1.

Benih lalu di taburkan secara merata di atas media semai, lalu di tutup dengan tanah tipis, di siram, lalu di tutup dengan daun pisang.

Daun pisang di buka secara bertahap. Setelah umur bibit cabai kurang lebih 7 hari, bibit cabe kemudian dipindahkan ke tempat yang terbuat dari daun pisang.

Di dalam wadah ini sudah di isi campuran kompos dan tanah dengan perbandingan 1:1. Untuk bibit yang di pindah harus sehat dan pertumbuhanya bagus.

Bibit cabai dapat dipindahkan ke lahan apabula sudah berumur kurang lebih 30-35 hari setelah hasil dari penyemaian sudah mempunyai 5 atau 6 helai daun.

Menyiapkan Lahan Dan Melakukan Penanaman

Jika lahan yang ingin di tanami tergolong kering, maka tanah wajib di bajak terlebih dahulu dengan cara mencangkul sedalam 30-40 cm.

Lalu, bongkahan tanah di haluskan dan sisa dari pertanaman sebelumnya harus di bersihkan supaya tidak menjad sumber penyakit.

Setelah itu, buatlah bedengan dengan lebar 1-1,2 meter, tinggi 40-50 cm, dan panjang sesuai dari konsisi lahan. jarak yang di buat sekitar 10 -50 cm.

Baca Juga : Akibat Tekanan Kerjaan Pria Sidoarjo Gantung Diri Di Rumahnya